Profil
Metro dalam peta |
Nama Resmi
|
:
|
Kota Metro
|
Ibukota
|
:
|
Metro
|
Provinsi
|
:
|
Lampung
|
Batas Wilayah
|
:
|
|
Luas Wilayah
|
:
|
61,79 km2
|
Jumlah Penduduk
|
:
|
150.772 Jiwa
|
Wilayah Administrasi
|
:
|
Kecamatan : 5, Kelurahan : 22, Desa :
-
|
Website
|
:
|
Sejarah Metro
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo, yang diperuntukkan untuk menampung para kolonis. Kedatangan kolonis pertama pada hari Sabtu 4 April 1936 dan ditempatkan/ditampung pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Letak bedeng-bedeng tersebut kalau sekarang ini adalah disamping kantor PLN atau belakang Masjid Taqwa Metro.
Tiga
hari setelah kedatangan kolonis, tepatnya hari Selasa 7 April 1936, para
kolonis memperoleh bagian tanah pekarangan. Setelah itu mulailah para kolonis
menebang pohon-pohon besar untuk dibangun sebagai tempat tinggal, dan lahan
pertanian.
Desa
Trimurjo ini berkembang dengan pesat, penduduk kolonis pun semakin bertambah,
hubungan/trnsportasi secara berangsur mulai terbuka, kegiatan perekonomian
mulai tumbuh dan berkembang
Gambaran Umum
(Hi Lukman Hakim, SH, MM & Drs. Saleh Chandra) |
Kota Metro secara geografis terletak pada
105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari
Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah Kota Metro relatif datar
dengan ketinggian antara 30-60 m diatas permukaan air laut. Beriklim hujan
humid tropis .suhu udara berkisar antara 260-280, kelembaban udara rata-rata
80-88 % dan curah hujan per-tahun antara 2,264 mm - 2,868 mm. bulan hujan
berkisar antara September sampai Mei.
Kota Metro memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874
ha, dengan jumlah penduduk 150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan
dan 22 kelurahan dengan batas wilayah :
- Sebelah Utara dengan Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.
- Sebelah Timur dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.
- Sebelah Selatan dengan Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur/Way Sekampung.
- Sebelah Barat dengan Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.
Pola penggunaan lahan di kelompokkan ke dalam 2 jenis,
yaitu lahan terbangun dan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari kawasan
pemukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas perdagangan dan
jasa, sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari persawahan, perladangan, dan
penggunaan lainnya. Kawasan tidak terbangun didominasi oleh persawahan dengan
sistem irigasi teknis seluas 2.968,15 hektar atau 43,38% dari luas wilayah,
selebihnya adalah lahan kering pekarangan, tegalan dan sawah non irigasi.
Logo Metro
Logo Metro
logo Metro |
Lambang Daerah Kota Metro Bumi Sai Wawai” disahkan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 1 Tahun 1999 tanggal 8 November
1999 tentang Lambang Daerah.
Lambang Daerah berbentuk Perisai dengan warna dasar
biru menggambarkan tekad dan kesanggupan masyarakat yang majemuk yang
mempertahankan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dalam melaksanakan
pembangunan daerah dalam upaya untuk mewujudkan tujuan Negara sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945
Makna lambang :
- Pada Lambang Daerah, bagian bertuliskan ”METRO” berwarna merah diatas dasar berwarna putih, menggambarkan Kota Metro bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Garis Tepi yang yang melingkari Lambang Daerah bewarna kuning, menggambarkan tekad tulus untuk menegakkan serta membina persatuan dan kesatuan bangsa.
- Dalam Lambang Daerah bagian atas terdapat Siger, mencirikan bahwa masyarakat menjunjung tinggi kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan bangsa.
- Siger bewarna kuning keemasan dengan 9(sembilan) buah mahkota, mencirikan bahwa Kota Metro terletak di Lampung.
- Diatas siger terdapat Payung Agung, melambangkan pengayoman bagi warga daerah.
- Payung Agung terbagi dalam 4 (empat) bidang besar, 27 (dua puluh tujuh) bidang kecil dan berumbai dibagian bawah kiri dan kanan masing-masing 9 (sembilan) untai sebagai tanggal terbentuknya Kota Metro ( 27 – 9 – 1999).
- Setangkai padi dan setangkai kapas, melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
- 9 (sembilan) buah biji kapas, dan 6 (enam) buah cincin pengikat serta 37 (tiga puluh tujuh) butir padi merupakan Hari Jadi Kota Metro ( 9 – 6 – 1937).
- Nyala api, pena, dan buku di tengah-tengah antara padi dan kapas menggambarkan semangat warga daerah untuk mengarahkan Metro menjadi Kota Pendidikan.
- Sehelai pita berwarna putih bertuliskan ”Bumi Sai Wawai” dalam aksara Lampung mengandung makna upaya yang terus menrus untuk menjadikan daerah sebagai bumi yang bagus atau indah dan asri.
Sumber: http://www.metrokota.go.id/
0 komentar:
Posting Komentar